Langsung ke konten utama

Di balik wajah cantik : Danilla Riyadi


Danilla - Danilla Riyadi lahir di Jakarta pada tanggal 12 Februari 1990 merupakan seorang penyanyi Indonesia anak dari pasangan Bapak Wansyah Fadli dan Ibu Ika Ratih Poespa. Wanita yang bernama lengkap Danilla Jelita Poetri Riyadi ini adalah sesosok wanita yang gemar mendengarkan musik yang bergenre jazz, dan juga sangat suka bernyanyi. Memulai karir bernyanyinya pada tahun 2013 sampai dengan sekarang
Usianya yang belum muda tak menghalangi penghayatan Danilla dengan teknik suara alto. Debut single-nya, 'Buaian', benar-benar membuai siapapun pendengarnya. Musik sederhana namun padat, dibalut vokal merdu ditambah lagi wajah orientalnya yang cantik.
Namun, perempuan kelahiran 12 Februari 1990 itu enggan disebut penyanyi apalagi musisi. Dalam berbagai wawancara Danilla menyebut dirinya hanya orang yang hobi mendengarkan musik dan bernyanyi. Kadang justru dia menyebut dirinya sendiri sebagai pengantar pesan. 
Danilla, begitu sapaan akrabnya, Ia memiliki caranya sendiri dalam bermusik, dan dalam mengimplementasikan pengalaman-pengalamannya yang di tuangkan dalam setiap lagu-lagu yang ia buat. Namun beberapa lagunya juga dibuat dari kisah-kisah nyata perjalanan hidup seseorang. 
Danilla tidak pernah mengenyam pelajaran bermusik, namun itu bukan lah penghalang, sejumlah playlist semenjak ia kecil hingga beranjak dewasa tanpa ia sadari sudah menjadi “guru” bermusiknya. Suaranya yang halus seperti orang yang sedang berbisik membuat para pendengarnya merasakan nyaman dan damai. Lirik-lirik lagunya yang puitis namun mudah untuk dicerna, membuat lagu-lagu ciptaannya mudah dihafalkan. 
Ketertarikannya akan membangun sebuah band, yang akhirnya menjadi pertemuannya dengan Lafa Pratomo di awal tahun 2012 yang berkontribusi sebagai produsernya adalah titik balik dari keengganan Danilla akan pelabelan itu. Adanya kecocokan musikalitas diantara keduanya membuahkan banyak sekali kesepakatan-kesepakatan musikal berupa karya-karya yang direkam di sebuah studio milik Orion Records Indonesia. Dibawah naungan label Orion Records dan Demajors di awal tahun 2014, ia merilis sebuah single yang bertajuk ‘Buaian’ yang digubah dan diaransemen oleh Lafa Pratomo. 
Pada tahun 2017 Danilla akhirnya melepas album penuh keduanya, setelah debut albumnya Telisik yang dirilis 4 tahun lalu. Di album keduanya kali ini, Danilla juga berperan langsung sebagai produser bersama Lafa Pratomo dan Aldi Nada Permana dari Ruang Waktu Music Lab.
Di album keduanya kali ini Danilla juga menulis hampir seluruh lagunya sendiri, berbeda dengan debut albumnya yang masih banyak melibatkan Lafa dalam penulisan lagunya.
Lintasan waktu berisikan 10 track dan dirilis oleh Ruang Waktu Music Lab bekerjasama dengan Demajors. Kini album tersebut sudah bisa dinikmati di sejumlah platform musik digital dengan menjadikan lagu berjudul “Aaa” sebagai single pertamanya.
 
Jajaran musisi yang turut bekerja sama dalam album ini diantaranya Dimas Pradipta dan Edward Manurung yang tak diragukan lagi dengan instrumen drum, Christ Stanley yang menjadi pianis Danilla di atas panggung pun turut memberikan kontribusi dentingan piano di sejumlah lagu, Danilla sendiri sebagian besar memainkan instrumen synthesizer di sejumlah lagunya, Lafa Pratomo yang selalu menjadi andalan Danilla untuk memainkan gitarnya, juga Danilla membawa Gallang Perdhana (Danilla, Sarasvati) dan Petrus Bayu Prabowo (Mondo Gascaro, The Monophones) untuk turut mendentumkan instrumen bass. 
Tak hanya itu, turut dibawa juga Rd. Moch Sigit Agung Pramudita dari Tigapagi untuk bernyanyi bersama Danilla di lagu “Entah Ingin Ke Mana”. Demi mendukung sisi visual, Danilla mendapuk Eunice Nuh sebagai ilustrator dari sampul album Lintasan Waktu.
sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti Keindahan yang Sesungguhnya

Kita hanyalah sekedar keterpaksaan yg tidak memiliki hak atas rasa arti hati dalam sebuah tingkat tujuan besar. Yang kita pertaruhkan bersama perjuangan yang murni sejati. Aku hanyalah pelajar hidup yang tidak bernilai dan drajatku lebih rendah dari kotoran hewan. Jika perkenalan kita hanya paksaan alam lalu kenapa kita di pertemukan? Alam pasti mempunyai alasan yg jelas dan bernilai kuat terhadap takdir yang telah mempertemuan keindahan yang aku punya dan keindahan yang kau miliki. Kita menyadari bahwa pertemuan ini selalu tidak peduli akan tempat, waktu dan janji. Dan pertemuan ini adalah awal dari semua masalah yang pernah kita hadapi untuk tetap bertahan di keindahan ini. Kejadianya seperti mimpi buruk di malam hari. Tidak kusangka dan sungguh amat sulit untuk aku mempercayainya. Tetapi dengan berjalanya waktu yang berlalu aku pun mulai bisa menerima semuan kenyataan yang benar-benar terjadi pada keindahanku. dan aku takut jika tiba tiba teringat dengan kein...

Cerita di Balik Lagu-lagu Protes : Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca dikenal sebagai band yang vokal menyuarakan kritik dan menangkap fenomena sosial lewat lagu-lagunya. Isu yang diangkat pun beragam, mulai dari pembunuhan aktivis HAM, Munir lewat 'Di Udara' hingga hilangnya para aktivis 1998 lewat 'Hilang', dan lain-lain. Dalam diskusi 'Musik dan Aktivisme: Lirik, Lupa, dan Luka', drummer Efek Rumah Kaca (ERK), Akbar Bagus Sudibyo, menerangkan bagaimana bandnya menangkap hal-hal yang terjadi di sekitar mereka lalu dituangkan dalam lagu. "Yang pasti kalau di Efek Rumah Kaca kami natural saja. Hidup pasti ngalamin enak dan nggak enak, karena kami musisi dan tugas kami adalah bermusik, akhirnya kami menyalurkan kegelisahan kami lewat musik," cerita Akbar dalam diskusi yang berlangsung di Kios Ojo Keos, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Rabu (13/2/2019) malam. Akbar mencontohkan, lagu 'Di Udara' berangkat dari pengalaman Cholil Mahmud menonton sebuah film dokumenter...